Monday, May 12, 2008

(Resensi Buku) If I Knew Then


(Resensi Buku) If I Knew Then




Judul Buku : If I Knew Then

Jenis Buku : Kisah Nyata (true story)

Penerbit : Elex Media Komputindo

Penulis : Amy Fisher dan Robbie Woliver

ISBN : 978-979-27-0133-3

Tahun Terbit : 2007

Jumlah halaman : XI + 324 halaman

Harga : Rp 42.800,-

If I knew Then

Oleh: Titiana Adinda

Ini adalah sebuah buku pengakuan dari seorang mantan narapidana atas kasus usaha pembunuhan istri pacarnya yang bernama Mary Jo. Ketika melakukannya 19 Mei 1992 dia masih berusia 16 tahun,artinya masih kategori anak-anak.

Buku ini didahului dengan kisah keluarga dan masa anak-anak Amy Fisher (pelaku usaha pembunuhan itu). Diceritakan dia lahir dari keluarga berada. Ibunya seorang pekerja keras. Tapi ayahnya sering melakukan kekerasan terhadap ibunya dan dirinya.Ayahnya adalah pelaku kekerasan. Seperti ditulis Amy pada halaman 48 :”Ayah selalu penuh kekerasan pada Ibu.Suatu kali pada usia 14 tahun aku masuk ke kamar mereka.Ayah ada diatas Ibu.Ayah mencekiknya.Ibu jadi memar-memar. Setelah itu aku berpikir kenapa Ibu masih bersamanya. Pada halaman 43 dia menulis Ayah sangat keras dan kasar pada masa kanak-kanakku. Ayah selalu berteriak padaku.Ayah memukul,menampar,mendorong dan mengangkat tanganku.”Aku jadi teringat teori bahwa apabila seorang anak dibesarkan dengan cara kekerasan maka suatu hari nanti dia akan menjadi pelaku kekerasan.

Pada halaman 48 ditegaskan lagi oleh Amy Fisher bahwa butuh waktu cukup lama bagiku untuk menyadari bahwa aku bukan cuma korban kekerasan, tetapi juga juga korban kekerasan rumah tangga terhadap ibu.Kadang-kadang aku berpikir bahwa disamping kegilaan dan kekerasannya.Ayah menyayangiku untuk periode panjangnya ayah akan memperhatikanku.Itu merupakan daya tarik Joey.Waktu itu aku memang sedang mencari figur seseorang dewasa yang dapat memberiku perhatian.

Dan inilah yang terjadi pada Amy Fisher saat usia 16 tahun dia berpacaran dengan seorang laki-laki berusia 36 tahun bernama Joey Buttafuoco.Atas bujuk rayu dan manipulasi Joey disuruhlah Amy Fisher membunuh istrinya. Lalu dengan lugunya anak usia remaja itu mencoba membunuh Mary Jo.Tapi usaha pembunuhan itu tidak berhasil. Mary Jo hanya terluka.Amy memperoleh pistol untuk usaha pembunuhan itu dari seorang temannya.

Lalu apa yang terjadi? Amy Fisher ditangkap dan dipenjarakan atas tuduhan percobaan pembunuhan. Lalu bagaimana sikap Joey sang pacar? Dia berkelit ikut terlibat bahkan berkata bahwa Amy seorang yang posesif dan nakal. Media massa serta merta mengekspoitasi kasus ini, bahkan mereka mau membayar teman Amy untuk memberikan penilaian negatif atas Amy. Kisah percobaan pembunuhan itu menjadi kisah film, tentu saja isinya sangat jauh berbeda dari kenyataan.Digambarkan di film tersebut bagaimana ketidaknormalan Amy mencintai laki-laki yang jauh lebih tua.Ekspoitasi media itu juga didukung oleh pengacara Amy,bernama Eric Naiburg tentu saja untuk tujuan ketenarannya.Dia berbohong pada Amy bahwa Amy tidak akan hukum lama, padahal pada kenyataannya dia dihukum lama.

Diceritakan juga bagaimana dia harus menghadapi kekerasan dipenjara.Disuruh bekerja lebih dari 8 jam sehari,ditempatkan dalam sel isolasi bahkan yang lebih parah Amy diperkosa oleh sipir penjara berkali-kali dengan pelaku yang berbeda-beda juga.Akhirnya setelah 7 tahun penjara Amy mengajukan peninjauan kembali dengan pengacaranya yang baru yaitu Bruce Barket. Dia mendapatkan surat penerimaan maafnya dari Mary Jo, korban penembakannya. Singkat cerita akhirnya setelah 7 tahun dipenjara Amy bebas.

Kemudian tanggal 10 September 2003 dia menikah dengan Lou lewat perkenalan di Internet.Dan melahirkan satu orang anak namanya Brett. Oh ya, Amy sempat operasi plastik pada wajahnya karena tidak ada perusahaan yang mau menerimanya bekerja. Dia sudah terkenal sebagai mantan narapidana. Akhirnya dia pikir operasi plastik pada wajahnya akan membuat orang tidak mengenalinya. Sekarang Amy Fisher bekerja sebagai jurnalis pengasuh sebuah rubrik di tabloid Long Island Press dan hidup bahagia bersama suami dan anaknya.

Amy secara khusus pada satu bab membahas tentang ibunya, nampak sekali kekagumannya pada ibunya. Amy menulis pada hal 260: Bagi banyak orang yang mengikuti berita-berita atas ceritaku, ibuku adalah figur yang simpatik. Pada mulanya mereka melihat sebagai ibu yang tersudut tetapi terus berjuang untuk menolong anak perempuannya.Namun pada akhirnya,mereka melihat seorang wanita yang lebih kuat, seorang pembela tidak hanya untukku, tetapi juga untuk wanita-wanita lain di penjara.

Amy juga pada bagian akhir buku ini menulis tentang "Tanda-Tanda Peringatan" kepada orang tua untuk memahami bahwa anaknya sedang dalam masalah.Misalnya pada halaman 305 Amy menulis. Ini adalah tanda-tanda besar bagi remaja bermasalah, diantaranya adalah:

- Masalah-masalah dengan nilai dan kehadiran di sekolah;

- Perubahan yang dramatis dalam penampilannya;

-Bicaranya keras dan suka berdebat:

-Kurang berpartisipasi dalam kegiatan sekolah apapun atau olahraga:

- dll

Pada halaman 293 buku itu Amy menulis "Aku juga ingin bekerja untuk membantu anak-anak perempuan yang bermasalah dan keluarga-keluarga yang terjebak dalam lingkaran kekerasan.Aku berhasil selamat dari kekerasan dalam rumah tangga, dan jelaslah bahwa kekerasan itulah yang membelokkan ke arah yang kuambilsemasa remaja.".Setelah membaca buku ini pembaca jadi tahu dan mengerti bahwa kelakuan buruk Amy Fisher dilatarbelakangi oleh kurangnya perhatian orangtua terhadap anaknya, salah memilih teman atau salah bergaul dan perilaku kekerasan yang kerap Amy terima saat ia kecil.

Kekurangan pada buku ini adalah soal penterjemahannya yang masih kurang baik, sehingga sulit dimengerti apa maksud kalimat dalam buku tersebut.Untuk mengetahui persis apa maksud kalimat terjemahan itu kita mesti membacanya berulang-ulang. Juga tidak konsistennya penterjemah yang kadang menulis kata wanita tetapi kadang-kadang perempuan. Meskipun begitu, itu tidak sampai menganggu maksud dari cerita dalam buku ini.

Jadi buku ini baik untuk para orang tua dan remaja untuk membacanya dan mengambil pelajaran yang sangat berarti. Bahwa pola pengasuhan yang penuh kekerasan akan menghasilkan kekerasan lagi.

***TA***

No comments: