https://lifestyle.kompas.com/read/2018/08/28/221143820/6-hal-yang-tidak-seharusnya-dilakukan-oleh-kekasihmu?utm_source=Facebook&utm_medium=Refferal&utm_campaign=Sticky_Dekstop
KOMPAS.com - Kekerasan dalam pacaran bisa muncul kapan pun tidak peduli seberapa lama kamu berpacaran, entah masih seumur jagung atau sudah bertahun-tahun lamanya.
Apalagi kalau pasangan memang punya sifat temperamental, kamu bisa selalu jadi sasaran luapan emosinya. Padahal beberapa hal sebenarnya tidak boleh dilakukan oleh pasangan.
Sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of Interpersonal Violence, melakukan penelitian pada 350 mahasiswa tentang konflik yang pernah terjadi dalam hubungan mereka. Khususnya tindakan kekerasan dalam pacaran – baik secara fisik maupun emosional.
Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 95 persen peserta mengalami kekerasan emosional, sementara 30 persen diantaranya mendapatkan kekerasan secara fisik. Terlihat mengerikan, ya?
Pada dasarnya, sebuah hubungan tidak selamanya akan berjalan mulus. Pertengkaran, cekcok, jenuh, dan kecewa merupakan bagian alami yang sudah sewajarnya ada. Asalkan masih dalam batas normal.
Sekarang, coba evaluasi kembali hubungan kamu dan pasangan, apakah beberapa hal "terlarang" di bawah ini pernah kamu alami?
1. Main fisik
Sudah saling kenal dan menjalin hubungan dalam waktu lama bukan berarti pasangan bisa melakukan apapun padamu, termasuk berani main fisik saat sedang bertengkar hebat.
Jika pasangan bisa seenaknya menendang, memukul, menjambak rambut, menampar, mencekik, hingga mencoba menyakiti dengan senjata, tandanya kamu sudah mengalami kekerasan dalam pacaran.
Kalau sudah kelewatan begini, jangan ragu untuk mengakhiri perjalanan cinta dengannya atau langsung mencari pertolongan dari pihak berwajib.
2. Sering dicaci-maki
Selain mengalami kekerasan fisik, pernahkah pasangan menghina dengan kata-kata kasar, cacian, hardikan, serta umpatan yang tidak pantas? Jika ya, hati-hati ini merupakan pertanda darurat kalau kamu terjebak dalam hubungan yang tidak sehat.
Mirisnya, kondisi seperti ini lambat laun berisiko untuk membuat korbannya mengalami depresi, tidak memiliki harga diri, hingga berujung pada keinginan untuk bunuh diri.
Catia Harrington, PsyD, seorang psikolog klinis di New York, menuturkan bahwa hubungan yang sehat seharusnya menuntun kita untuk melakukan hal-hal positif; serta membuat kita merasa percaya diri, dihargai, dan dicintai – bukan sebaliknya. Ilustrasi pertengkaran
3. Melampiaskan emosi pada lingkungan sekitar
Menurut Kathryn Moore, PhD, seorang psikolog di Providence Saint John’s Child and Family Development Center di California, kekerasan dalam pacaran tidak melulu berupa fisik atau emosional yang menyerang kamu secara langsung.
Saat pasangan berperilaku kasar dengan melempar benda keras, meninju tembok, maupun menghancurkan benda di sekitar, jangan lagi anggap itu hanya pertengkaran biasa.
4. Sikap posesif berlebihan
Saling percaya satu sama lain adalah akar dari hubungan yang sehat. Tapi bila pasangan justru terlihat sulit untuk percaya, bahkan terkesan selalu mengawasi gerak-gerikmu hingga mulai mengusik hal-hal pribadi, sebaiknya, mulai ambil langkah mundur dan pikirkan kembali hubungan dengannya.
Jangan lantas berpikir bahwa yang ia lakukan ini semata-mata karena rasa sayang dan cintanya, sehingga ia harus mengawasi kamu 24 jam tanpa pernah membiarkanmu menikmati waktu “sendiri”.
Ada masanya kalian berdua bisa menghabiskan waktu bersama, tapi ada juga masa dimana kamu bisa meluangkan waktu untuk diri sendiri.
Baca juga: 4 Manfaat Menikmati Waktu Sendiri
5. Menjauhkan dari teman dan keluarga
Kelanjutan dari sikap posesif, nantinya tanpa sadar akan membuat kamu jauh dari orang-orang terdekat. Seolah-olah semua waktu yang kamu miliki harus dihabiskan bersama pasangan, mulai pagi sampai malam.
Lalu, kapan kamu bisa memberikan waktu untuk sekadar mendengarkan cerita sahabat, menemani orangtua di rumah, atau membantu persiapan pernikahan saudara yang sudah tinggal hitungan hari?
Sebab pada dasarnya, yang bisa mengendalikan diri, waktu, hingga kegiatanmu, tentu kamu sendiri. Jangan biarkan pasangan, terlebih masih dalam taraf pacaran, bisa mengatur sesuka hatinya.
Ingat, pasangan yang baik seharusnya tidak akan melarang kamu untuk melakukan hal lain selama masih dalam lingkup yang positif.
6. Mudah terpancing emosi
Nampaknya, tidak ada pasangan yang ingin hubungan asmaranya berantakan. Pertengkaran kecil adalah hal biasa dan justru bisa menjadi bumbu penyedap percintaan. Namun, jangan tinggal diam bila pasangan sulit untuk menahan emosinya.
Terlebih jika kamu seolah-olah menjadi “tempat sampah” dari kemarahannya yang sudah memuncak. Ya, ia bisa saja membentak dan memarahi tanpa alasan, bahkan disertai kata-kata kasar ketika amarahnya sudah tidak terbendung lagi.
Nah, kalau ini terjadi coba pikirkan kembali dengan matang apakah si dia masih pantas untuk mendampingi kamu dalam suka dan duka nantinya?
Editor: Wisnubrata