Dialog imajiner ini terjadi kira-kira 1 tahun yang lalu antara R dan H.Mereka mendialogkan tentang pertemanan dan persahabatan.Coba kita dengar dialog imajiner itu.
R: Iya nih aku nggak bisa tidur karena ada yang aku pikirkan.
H: Mikirin apa sih?Lha wong zaman udah susah kaya gini koq masih mikir yang lain?
R: Nggak aku lagi mikirin teman-temanku yang dulu satu pekerjaan denganku.Koq mereka tidak pernah datang ya menjengukku?Kenapa ya?
H: Mungkin mereka sibuk ngurusin kerjaan mereka.Gitu aja koq sewot sih kamu?
R: Kalo sibuk sih cuma alasan saja.Aku kan pernah kerja disana ada koq waktu luang untuk jalan-jalan.
H: Mungkin sekarang beda keadaannya.Mereka sibuk betulan.Kaya Presiden gitu.Sampai-sampai nggak ada waktu untuk istirahat.Apalagi ngejenguk kamu.Takut ketularan.Kamu sih jadi orang koq sangat menjijikan buat teman-temanmu untuk dijadikan teman.Apa jangan-jangan kamu sudah terlupakan oleh mereka.Kamu sih pake sakit panu jadi mereka takut ketularan.Gitu loh!
R: Kan aku sakit begini karena Gusti Allah yang menghendaki.Memangnya aku yang minta apa?
H: Iya ya kamu benar juga.Wah berarti teman-temanmu itu tidak merasa punya ikatan bathin denganmu.Semua kenangan indah dengamu sudah mereka kuburkan.
R: Oh gitu ya? Lalu aku mesti apa?
H: Cuekin aja.Toh Gusti Allah tidak buta dan tuli.Nanti juga suatu saat sebelum mereka mati mereka juga akan kena panu kaya kamu.Doa’akan saja.Sekarang kamu lebih baik menatap masa depan.Sambil gobatin panumu itu.Nggak usah sedih apalagi kecewa.Wong temanmu itu masih manusia juga toh.Jadi yang sakit mengertilah perasaan yang sehat!Lho terbalik ya kata-kataku.Nggak papa lha,itu berlaku untukmu koq.Jangan sedih apalagi nangis!Kamu nggak boleh cengeng.Masa bakal calon walikota kerjaannya nangis.Malu dong sama cicak di dinding.
R:Ok deh,aku bakal ngelupain mereka semua.Aku mau bangun harapan baru.Makasih ya buat nasehatmu.
H: Iya aku terima makasihmu.Tapi senyum dong kamu.Nah gitukan lebih cakep.Udah sana pulang aku mau tidur udah malem gini digangguin orang curhat lagi......
R: Iya deh aku pulang.Makasih ya buat nasehatnya!
(Buat A jangan bersedih terus.Tataplah ke depan.Toh masih ada kan orang lain yang menjulurkan tangannya untuk berteman denganmu)
18 Januari 2006
Dari Kurniawan:
ReplyDeleteWah, sepertinya kisah pribadi tuh...hehe, tapi boleh juga. karena disamping memberi pesan kepada diri pribadi juga pesan kepada orang lain, bila mengalami hal yang serupa. Dan aku kira, banyak orang yang mengalami hal serupa dengan masalah yang berbeda