Sunday, December 14, 2008

Terima Kasih PKBI Yogya :-)



Terima kasih banyak untuk PKBI Yogya, hari Jum'at kemarin (12 Desember 2008) hadiah berupa piagam, plakat dan uang sejumlah Rp 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) sebagai pemenang ketiga lomba blog yang diadakan PKBI Yogya sudah aku terima.

Makasih banget ya, semoga blogku yang di http://titiana-adinda.blogspot.com tetap konsisten memunculkan isu anti kekerasan terhadap perempuan. Makasih bgt ya untuk hadiah-hadiahnya yang sangat tidak aku duga.

Salam hangat,

Dinda

Tuesday, December 9, 2008

[Resensi Buku] Poligami; Don’t try this at home






[Resensi Buku] Poligami; Don’t try this at home

Penyusun : Siti Habibah Jazila dan Mail Sukribo
Editor : Nukman Firdausie
Ilustrasi dan Design : Sebikom (Sedang Bikin Komik)
Penerbit : Institue for women rights
Halaman : 30 Halaman


Komik Anti Poligami
Oleh: Titiana Adinda
[Relawan Pusat Krisis Terpadu untuk Perempuan dan Anak Korban Keketasan RSCM]


Aku dapat kiriman dari mas Mail buku komik, nama aslinya Ismail. Aku tak heran karena memang mas Mail ini seorang komikus. Karyanya tampil setiap hari Minggu di harian Kompas berjudul Sukribo. Suka lihat dong karyanya? Tapi yang membuatku penasaran judul buku komik itu Poligami; Don’t try this at home. Bukunya sendiri sangat mengundang keingintahuan karena ilustrasi dan warna pada kavernya yang menarik perhatian. Tidak tebal pula, hanya 30 halaman.

Pada pendahuluan bisa kita temui pengertian poligami. Setelah itu kita masuk pada pembahasan kekerasan terhadap perempuan menurut CEDAW (The Convebtion on Elimination of All of Discrimination Against Women/ Konvensi Kekerasan Terhadap Perempuan) yang sudah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia melalui UU No. 7 Tahun 1984. Disebutkan dan digambarkan dengan baik bentuk-bentuk kekerasan itu terdiri dari: Kekerasan secara fisik, seksual, dan psikologis.

Kemudian kita baru diajak untuk membahas tentang poligami, dampak poligami pada pelaku (laki-laki), dampak pada anak dan dampak pada perempuan. Kemudian kita diberi pengertian lewat gambar tentunya tentang bagaimana poligami terjadi, yaitu karena dibohongi, pertimbangan daripada jadi perawan tua, menghindari stigma janda. Bab selanjutnya kita akan disuguhkan alasan-alasan yang umum digunakan sebagai pembenar praktik poligami yaitu: Istri dianggap tidak mampu melayani, sangat menginginkan anak laki-laki, Jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki, berbagi rezeki karena sudah kelebihan rezeki, melindungi janda/anak yatim, menghindari perzinahan dan perselingkuhan, dan mengikuti sunnah nabi karena merasa dapat berbuat adil.

Pada bagian penutup digambarkan dialog bahwa poligami bukan tradisi Islam, jauh sebelum Islam datang tradisi poligami telah menjadi salah satu bentuk praktik peradaban patriarkis, tidak hanya di Arab tetapi juga di peradaban dan belahan dunia lainnya. Secara umu, poligami menimbulkan relasi suami istri yang buruk. Para istri biasanya tidak memperoleh hak-haknya baik nafkah maupun kesenangan.Dan ditutp dengan dialog para tokoh di komik tersebut dengan statemen bahwa “Keberpihakan Islam pada monogami diajarkan secara bertahap. Aku ingat sekarang nabipun akhirnya hingga beliau meninggal hanya beristri satu orang saja”
Sungguh komik yang sangat baik karena bisa menjelaskan dengan baik bahwa poligami merupakan bentuk kekerasan terhadap perempuan dan melanggar hak-hak asasi perempuan. Sebuah buku yang sangat singkat, menrik, tetapi penuh dengan pesan-pesan. Aku kira langkah mempopulerkan isu tentang penegakan hak asasi perempuan lewat media komik sangat menarik, menginggat minat baca pada orang Indonesia masih sangat rendah. Membaca buku komik ini hanya membutuhkan waktu yang sebentar saja dan sangat visual karena penjabaran maksud dan idenya disampaikan lewat gambat.

Menurut Mas Mail untuk membuat buku komik itu beliau tidak main-main. Perlu dialog dan masukan dari para pemuka agama, untuk menghindari kesalahan penuturan. Aku patut acungi jempol atas usaha Mas Mail, dkk ini karena telah berhasil menyampaikan pesan anti poligami yang jelas merugikan perempuan dan anak.

Apabila tertarik ingin memiliki buku tersebut dapat menghubungi:

Instite For Women Human Rights
Jl. Nagan Tengah No.40 A Yogyakarta 5133
Telp/Fax: 0274- 382393, email: ihap@indosat.net.id

Wednesday, December 3, 2008

[Resensi Buku] Kekerasan Itu Berulang Padaku



[Resensi Buku] Kekerasan Itu Berulang Padaku

Judul : Kekerasan Itu Berulang Padaku
Penulis : Titiana Adinda
Penerbit: Elex Media Komputindo
Genre: Kumpulan kisah nyata (true story)
ISBN: 978-979-27-3578-9


Kekerasan Itu Berulang Padaku
Oleh: Ajeng Nirmala
(Single parent dengan 2 orang anak, bekerja sebagai karyawan swasta)

Membaca buku ini seperti mengingatkan saya akan peristiwa yang pernah terjadi padaku beberapa tahun silam. Ya saya pernah menjadi korban kekerasan terhadap perempuan seperti sepuluh kisah dalam kumpulan kisah ini. Pelakunya tak lain adalah suami saya sendiri (sekarang kami sudah bercerai). Dulu waktu saya bercerai belum ada undang-undang perlindungan kekerasan dalam rumah tangga.

Pengalaman saya melapor peristiwa kekerasan yang saya alami ke polisi sungguh tidak menyenangkan. Polisi tidak peduli dengan keadaan saya ketika itu. Begitu juga ketika dipersidangan, mantan suami saya tidak dihukum apa-apa karena kekerasan yang dia lakukan kepada saya. Padahal rasa sakit disekujur tubuh saya akibat ditendang, dicekik dan ditampar, serta dicaci maki meninggalkan luka yang dalam dihati saya. Tapi saya bersyukur bisa terbebas dari kekerasan dalam rumah tangga itu.

Memang betul seperti yang disampaikan oleh penulis buku ini bahwa pelaku kekerasan sering kali memberi hadiah misal bunga, pakaian, atau coklat sesudah kekerasan terjadi. Hal itu yang membuat saya kacau pikirannya untuk meminta cerai. Apalagi saya sudah punya dua orang anak dan pernikahan saya tidak direstui oleh orangtua saya. Seperti dalam kisah yang banyak ditulis dibuku ini, meski tidak semuanya tidak direstui orangtuanya. Saya bisa merasakan perih dan pedihnya penderitaan para korban di buku itu.

Laki-laki memang brengsek! Sukanya menjahati perempuan. Meski saya tahu tidak semua laki-laki seperti itu. Tapi koq rata-rata begitu ya kelakuannya? Mungkin itu karena persoalan relasi gender yang timpang. Ketidakberdayaan dan ketidakkuasaan perempuan untuk melawan merepresentasikan bagaimana perempuan telah dikonstruksi menjadi pihak yang tidak punya posisi tawar atau bernilai rendah dalam status sosial daripada laki-laki. Hal itu saya kutip dari pernyataan Mariana Amiruddin, Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan dalam Pengantar Ahli dalam buku ini.

Buku ini juga terasa betul manfaatnya, karena kita tidak hanya diceritakan kisah-kisah kekerasan terhadap perempuan tetapi juga diberi pengetahuan tentang apa itu kekerasan terhadap perempuan dari dua orang ahli yaitu dr.Mutia Prayanti Errufana, SpOG dan Mariana Amiruddin. Juga didalam buku ini dilampirkan tentang tips jika anda menjadi korban kekerasan, alamat women crisis centre seluruh Indonesia, serta sekilas tentang UU No.23 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

Pokoknya saya tidak merasa rugi membeli buku ini. Terima kasih kepada Titiana Adinda sang penulis buku ini, yang sudah menuliskan dengan baik buku kisah nyata ini. Sehingga saya larut dibawa oleh ceritanya sampai tak terasa saya menitikkan airmata setelah membaca buku ini. Terima kasih.

Tuesday, December 2, 2008

Laporan Donasi PKT RSCM

Laporan Donasi PKT RSCM
(Pusat Krisis Terpadu untuk Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
RS. Cipto Mangukusumo)


Bersama ini kami laporkan penerimaan uang bantuan/sumbangan/zakat maal/infaq/shadaqoh Bpk/Ibu sekalian kepada PKT RSCM (Pusat Krisis Terpadu untuk Perempuan dan Anak Korban Kekerasan RS.Cipto Mangukusumo)

Adapun mereka yang berbaik hati membantu biaya operasional PKT RSCM adalah:

Bulan April 2008:
1. Martha Ismail Santoso Rp 500,000
2. Subiyantoro Rp 50,000
3. Sadiqah Begum Rp 150.000
4. No Name Rp 350,000
5. No Name Rp 250,000
6. Dewi Puspitasari Rp 100,000

Bulan Mei 2008
7. BTM Rp 20,000
8. Sahrani Alzam Rp 50,000
9. No name Rp 500,000
10. Valia Irawati Rp 200,000
11. Nita Ristanti Setiadi Rp 50,000
12. No Name Rp 500,000
13. Khairani Rp 50,000
14. Ivonne Lestari Rp 70,000
15. Purwandari Rp 250,000

Bulan Juni 2008
16. Sahrani Alzam Rp 50,000
17. Mia Savitri Rp 50.000
18. Triana (Rina) Rp 5,000,000
19. Nita Ristanti Setiadi Rp 50,000
20. Sjenny A Hartono Rp 100,000

Bulan Juli 2008
21. Mia Savitri Rp 50,000
22. Valia Irawati Rp 500,000
23. Indigy Rp 1,000.000
24. Nita Ristianti Setiadi Rp 50,000
25. Fiona Rp 200,000

Bulan Agustus 2008
26. Mia Savitri Rp 50,000
27. Devi Prita Sekarcita Rp 250,000

Jumlah seluruhnya adalah Rp 10,440,000
(Sepuluh juta empat ratus empat puluh ribu rupiah)

Terima kasih sekali kami ucapkan kepada para penyumbang. Semoga dana itu bisa kami gunakan untuk membantu biaya operasional guna menolong perempuan dan anak korban kekerasan.

Bagi Bpk/Ibu yang ingin mengirimkan bantuan/sumbangan/zakal maal/infaq dan shadaqohnya silahkan kirim ke rekening kami di :

Nama pemilik rekening: Pusat Krisis Terpadu
Bank: Bank Mandiri
Cabang : RS.Cipto Mangukusumo
No.Rekening: 122-00-0002497-9

Kami akan melaporkannya pada bulan Maret 2009.

Tak peduli seberapa jumlah yang Bpk/Ibu berikan yang pasti dana itu pasti berguna untuk para perempuan dan anak korban kekerasan yang datang ke PKT RSCM. Apabila ada pertanyaan tentang PKT RSCM ini silahkan kirim email ke titiana.adinda@gmail.com / titiana.adinda[at]gmail.com atau menelpon ke 021-316 2261 (dgn Nola/sekretaris PKT) atau 08588 243 8950 (dgn Dinda).

Hanya do’a yang bisa kami panjatkan semoga Tuhan menerima kebaikan Bpk/Ibu dan melipatgandakan rezeki kepada Bpk/Ibu. Amin

Hapus kekerasan terhadap perempuan !

Terima kasih

Hormat Kami,



Dr.Mutia Prayanti, SpOG Titiana Adinda
Ketua PKT RSCM Relawan Fundraising PKT RSCM

Aku berduka....

Hari ini mbak yg menderita kanker anus (yg sebelumnya ku kira kanker usus) meninggal dunia. Aku berduka sekali...Aku sedih...Masih tergiang semangat hidupnya yg dia ucapkan dan cita2 mulianya untuk mati syahid.

Mbak, selamat jalan... Semoga Tuhan memberimu tempat yang terbaik. Kesakitanmu sudah berakhir sekarang. Mbak, aku menyimpan rinduku padamu.

Insya Allah kisah ttgmu akan kami selesaikan mjd sebuah buku. Do'akan kami bisa menuliskan itu sesuai keinginanmu.

Istirahat yang tenang ya mbak... Selamat jalan mbak...